Rabu, 13 Mei 2015

Menjadi Guru di Era Informatika

5/13/2015 12:30:00 AM 0

Bahwasanya menjadi guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Mengajar dan mengajari anak manusia dengan penuh harapan agar anak manusia itu dapat menjadi orang yang berguna kelak. Ada perbedaan profesi lain dengan seorang guru. Jika akuntan, programer dan analis bekerja mengolah data, maka bekerja menjadi guru adalah mengolah manusia. Pekerjaan yang sangat luar biasa.

Sejak SMA tak ada niat saya untuk menjadi guru. Karena niat awal dalam cita-cita saya adalah menjadi pelawak. Ya! kenapa pelawak? karena pelawak waktu saya kecil adalah hal yang saya gandrungi.


Berbeda rasanya ketika saya menjadi murid dulu. Ketika zaman masih belum secanggih sekarang. Zaman ketika internet masih menjadi hal yang sangat mewah sekali. Zaman ketika mesin tik masih menjadi primadona. 

Sekarang!

Teknologi serba canggih. Jejaring sosial seolah menjadi sosok maha penting. Twitter, facebook, my spice dll. Hingga guru yang mengajarnya lebih penting dari sosok itu. Ah! positifkah itu? saya rasa sebagai guru itu postif-posif saja. Asal tidak berpengaruh pada psikologis dia dalam belajar. Artinya ada penyakit malas disana ataupun sikap tidak menghargai. Karena kecanggihan sekarang cenderung menjadikan pelajar menjadi "nakal". 

Ada sebuah petikan kalimat dari lirik lagu band Efek Rumah Kaca dalam lagunya yang berjudul kenakalan di era informatika, yakni " ketika birahi yang juara". Penggalan kalimat ini mengisyaratkan bahwa nafsu yang ada dibenak para remaja sekarang telah memperbudak dirinya sendiri.

Ini tantangan buat para guru dimanapun!

Senin, 23 Februari 2015

Saat Sekolah Hanya Untuk Cari Ijazah

2/23/2015 01:39:00 PM 0

Menulis artikel ini bukan untuk buka-bukaan mengenai carut marut pendidikan di Indonesia sekarang. Bukan juga untuk membandingkan pendidikan zaman dahulu dan zaman sekarang. Tapi lebih pada ingin menterjemahkan apa yang ada di pikiran mengenai fenomena pendidikan yang sekarang sudah menjadi budaya di kalangan pelajar Indonesia.  




Di era informatika, kenakalan remaja sudah tidak tabu lagi untuk diusik. Semuanya seolah bebas mengekspresikan diri atas nama kebebasan. Guru seolah menjadi musuh bagi mereka yang menjadikan sekolah seperti sebuah penjara yang kejam. Namun ada yang begitu miris mengenai sikap pelajar zaman sekarang, yakni sekolah hanya untuk mencari nilai dan ijazah. 

Ijazah menjadi hasil akhir yang diagung-agungkan. Nilai menjadi barometer yang prestisius. Mengabaikan sikap dan karekter yang akan mereka bawa untuk masa depannya kelak. Proses dari pendidikan tidak begitu penting. Yang terpenting adalah hasil akhir, walau terkadang harus menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Apakah bangsa ini akan dibangun oleh generasi seperti itu? generasi yang dibangun oleh sebuah kerapuhan dalam berusaha.

Dunia pendidikan adalah dunia yang sangat terhormat. Namun ada saja yang membuatnya begitu asing dan seolah dikucilkan dari hingar bingar moderenisasi. Pendidikan hanya jadi pelengkap bukan kebutuhan yang sangat mendasar. Pendidikan tidak lagi jadi ruh pembentukan jati diri yang sesungguhnya.

Miris rasanya ketika melihat segerombol pelajar yang di jam sekolah, duduk manis di suatu tempat yang jauh dari sekolahnya dan menghamburkan asap rokok ke udara. Nongkrong adalah suatu keharusan. Nggak nongkrong nggak asyik. Mereka pasti belum merasakan menjadi orang tua yang dengan susah payah mencari biaya untuk menyekolahkannya. Saat ditanya, mereka akan enteng menjawab " tenang kan nanti juga lulus dan dapat ijazah ".

Mereka menenangkan diri dengan menyebut kata ijazah adalah sebuah tujuan akhir yang bisa diperoleh dengan cara apapun. Dari mencontek hingga bila perlu membeli soal ujian. Jadi nanti, apalah arti sebuah proses dalam pendidikan. Yang seharusnya menjadi alat untuk membentuk kaarakter yang luhur. 

Lalu apalagi yang membuat saya miris tentang sikap pelajar di zaman sekarang? ini yang ditulis seorang kaskuser dan saya coba reka ulang.

# Hanya berfikir yang penting hadir

Banyak yang tidak menyadari bahwa hadir disekolah adalah untuk menuntut ilmu. Bukan hanya duduk manis dan yang penting hadir. Jasad disekolah, tapi alam pikiran dimana-mana.

#Modal Copas Kerjaan tuntas

Inilah fenomena disetiap sekolah. Pagi-pagi adalah waktu terbaik menyelesaikan tugas dan PR. Tak ada pilihan lain. Mencontek adalah jalan terbaik buat mereka. Tanpa mereka sadar bahwa itu semua telah merusak esensi pendidikan yang sebenarnya.

#Hanya terbuai sebuah nilai

Nilai adalah dewa yang harus diagungkan. Kadang mereka berfikir bahwa nilai adalah segalanya tanpa berpikir bagaimana mendapatkannya dengan cara yang benar. Jika tanpa usia, dijamin semua nilai yang didapatkan akan terasa sia-sia.

So, jika sekolah hanya jadi tempat pabrik ijazah. Akan dibawa kemana masa depan negeri ini?

Hanya sebuah tulisan.