Senin, 23 Februari 2015

Saat Sekolah Hanya Untuk Cari Ijazah


Menulis artikel ini bukan untuk buka-bukaan mengenai carut marut pendidikan di Indonesia sekarang. Bukan juga untuk membandingkan pendidikan zaman dahulu dan zaman sekarang. Tapi lebih pada ingin menterjemahkan apa yang ada di pikiran mengenai fenomena pendidikan yang sekarang sudah menjadi budaya di kalangan pelajar Indonesia.  




Di era informatika, kenakalan remaja sudah tidak tabu lagi untuk diusik. Semuanya seolah bebas mengekspresikan diri atas nama kebebasan. Guru seolah menjadi musuh bagi mereka yang menjadikan sekolah seperti sebuah penjara yang kejam. Namun ada yang begitu miris mengenai sikap pelajar zaman sekarang, yakni sekolah hanya untuk mencari nilai dan ijazah. 

Ijazah menjadi hasil akhir yang diagung-agungkan. Nilai menjadi barometer yang prestisius. Mengabaikan sikap dan karekter yang akan mereka bawa untuk masa depannya kelak. Proses dari pendidikan tidak begitu penting. Yang terpenting adalah hasil akhir, walau terkadang harus menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Apakah bangsa ini akan dibangun oleh generasi seperti itu? generasi yang dibangun oleh sebuah kerapuhan dalam berusaha.

Dunia pendidikan adalah dunia yang sangat terhormat. Namun ada saja yang membuatnya begitu asing dan seolah dikucilkan dari hingar bingar moderenisasi. Pendidikan hanya jadi pelengkap bukan kebutuhan yang sangat mendasar. Pendidikan tidak lagi jadi ruh pembentukan jati diri yang sesungguhnya.

Miris rasanya ketika melihat segerombol pelajar yang di jam sekolah, duduk manis di suatu tempat yang jauh dari sekolahnya dan menghamburkan asap rokok ke udara. Nongkrong adalah suatu keharusan. Nggak nongkrong nggak asyik. Mereka pasti belum merasakan menjadi orang tua yang dengan susah payah mencari biaya untuk menyekolahkannya. Saat ditanya, mereka akan enteng menjawab " tenang kan nanti juga lulus dan dapat ijazah ".

Mereka menenangkan diri dengan menyebut kata ijazah adalah sebuah tujuan akhir yang bisa diperoleh dengan cara apapun. Dari mencontek hingga bila perlu membeli soal ujian. Jadi nanti, apalah arti sebuah proses dalam pendidikan. Yang seharusnya menjadi alat untuk membentuk kaarakter yang luhur. 

Lalu apalagi yang membuat saya miris tentang sikap pelajar di zaman sekarang? ini yang ditulis seorang kaskuser dan saya coba reka ulang.

# Hanya berfikir yang penting hadir

Banyak yang tidak menyadari bahwa hadir disekolah adalah untuk menuntut ilmu. Bukan hanya duduk manis dan yang penting hadir. Jasad disekolah, tapi alam pikiran dimana-mana.

#Modal Copas Kerjaan tuntas

Inilah fenomena disetiap sekolah. Pagi-pagi adalah waktu terbaik menyelesaikan tugas dan PR. Tak ada pilihan lain. Mencontek adalah jalan terbaik buat mereka. Tanpa mereka sadar bahwa itu semua telah merusak esensi pendidikan yang sebenarnya.

#Hanya terbuai sebuah nilai

Nilai adalah dewa yang harus diagungkan. Kadang mereka berfikir bahwa nilai adalah segalanya tanpa berpikir bagaimana mendapatkannya dengan cara yang benar. Jika tanpa usia, dijamin semua nilai yang didapatkan akan terasa sia-sia.

So, jika sekolah hanya jadi tempat pabrik ijazah. Akan dibawa kemana masa depan negeri ini?

Hanya sebuah tulisan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar