Senin, 30 Mei 2016

Menjadi Guru yang Bersahabat

5/30/2016 04:54:00 PM 4
Saya memilih profesi guru karena kecintaan pada dunia pendidikan. Karena lewat dunia itu saya pun akhirnya bisa bertemu dengan dunia blogging yang sama-sama menyenangkan untuk dikerjakan. Kerena lewat pendidikan jugalah nasib suatu bangsa ditentukan. 


Saat memutuskan untuk menjadi guru memang bukan mengambil keputusan yang gampang, sebab saat ini guru dianggap pekerjaan yang bukan 'main-main' namun penghasilannya 'main-main'. Beda dengan artis yang bekerja 'main-main ' tapi berpenghasilan bukan main. Cita-cita saya dulu tinggi. Inggin bekerja di perusahaan bonafit dan menghasilkan banyak uang. 

Tapi prinsip itu kemudian lahir : Uang bukan segala-galanya.

Saya mengawali profesi sebagai guru pada tahun 2008 silam. Saat itu saya diterima di sebuah bimbingan belajar ternama di kota Bandung. Awalnya sebagai batu loncatan, sambil menunggu panggilan lamaran di Jakarta.

Namun seiring waktu, ada kenikmatan tersendiri menjadi seorang guru. Walau harus bertemu dengan siswa nakal, tidak menghargai bahkan kurang ajar, tapi kenikmatan sesungguhnya dari seorang guru adalah menjabat pekerjaan termulia kedua setelah nabi. Guru mengajarkan banyak hal pada saya saat itu bahkan sampai sekarang.

Saya sangat menikmati kepuasan dalam mengajar jika ilmu yang saya sampaikan bisa mereka tangkap dan dipelajari dengan baik, dengan antusias mereka bertanya dan saya menjawab apa yang ada diisi kepala mereka. Itulah kepuasan yang tidak diperoleh dari pekerjaan manapun.

Menjadi guru memang pekerjaan yang penuh tantangan. Tantangan terbesar nya adalah saat pekerjaan lain dituntut mengolah data, maka menjadi guru adalah pekerjaan yang dituntut untuk mengolah manusia.  Mengolah manusia adalah bukan perkara yang mudah. Perlu urat sabar yang tebal dan mental yang tahan banting. Namun semuanya perlu memakai hati. Jika salah mengajari maka rusaklah sebuah generasi.

Proses belajar tidak saya maknai hanya berada diluar kelas semata. Pendidikan bukanlah hal kaku yang membelenggu isi pikiran mereka. Pendidikan hendaknya membebaskan pikiran mereka, sehingga mereka memiliki kebebasan berpikir yang baik dalam memecahkan apapun.

Bebas untuk beraktualisasi. Bebas menemukan passion mereka. Sehingga jati diri mereka bisa diisi kemualian dan kebaikan.



Pada Juli 2010, saya akhirnya diterima di salah satu sekolah elit di Kota Bandung. SMA Taruna Bakti. Mengajar di sekolah tentunya sangat berbeda mengajar di bimbingan belajar. Saat mengajar di sekolah kita di tuntut untuk menjadi guru yang tegas sekaligus bersahabat. Tidak mudah memang harus seperti itu. 

Tegas tidak sama dengan galak. Tegas adalah sebuah cara dalam mendidik dengan menilai sesuatu secara objektif. Jika mereka salah akan saya tegur dan nasehati. Jika mereka baik, akan saya hargai dengan sebaik-baiknya.


Untuk menjadi guru yang bersahabat saya selalu menerapkan semboyan Ki Hajar Dewantara. Ingarso Suntulodo, ing madya mangun karso dan Tut wuri handayani. Semboyan tersebut selalu menjadi penguat saya untuk selalu menjadi guru yang baik bagi mereka. 

Ing Ngarso Suntulodo

Menjadi guru adalah pemimpin di ruangan kelas. Sebagai seorang pemimpin, hendaknya seorang guru memberi contoh sauri tauladan yang baik untuk murod-muridnya. Guru harus bisa menjadi contoh yang baik, karena hakekatnya pendidikan adalah kegiatan mencontoh sesuatu. Jika tidak bisa menjadi contoh yang baik, maka murid akan kehilangan arah dalam belajar dan mengambil rti dalam belajar.

Ing Madya Mangun Karso

Dari slogan ini, guru hendaknya bisa memberikan semangat yang berlebih untuk para siswanya. Motivasi dari seorang guru, akan sangat berharga jika motivasi itu disampaikan dengan betul.

Tut wuri handayani

Semboyan terakhir ini seolah menjadi pembakar semboyan sebelumnya. Guru harus bisa menjadi pendorong untuk kemajuan siswa. Menjadi sauri tauladan saja tidak cukup. Menjadi penyemangat saja tidak cukup. Yang melengkapi itu semua adalah guru harus bisa menjadi pendorong semangat dan teladan yang baik bagi siswanya.

Dari ketiga slogan tersebut, saya kemudian membuat versi, bagaimana menjadi guru yang bersahabat dengan siswanya. Oke! hal-hal dibawah ini yang bisa saya uraikan versi saya.

1. Bisa masuk ke dunia mereka

Salah satu yang bisa saya lakukan untuk bisa bersahabat dengan siswa-siswa saya adalah menyelami dunia mereka. Ini bukan berarti kita harus menjadi sosok yang segala tahu atau sok tahu. Yang harus dilakukan adalah mengenali dan sering berdiskusi dengan mereka. Semisal, Jika saat ini sedang booming Band Barasuara, maka setidaknya kita bisa tahu lagunya dan menshare apa yang  kita tahu dan bertanya apa yang tidk kita tahu.

2. Menghargai setiap passion mereka

Bagi saya nilai akademis bukan segalanya. Nilai bisa dicari lewat usaha belajar. Tapi passion mereka didapatkan bukan dari belajar, tapi harus mencintai apa yang mereka kuasai. Misal, jika ada anak yang urang dipelajaran saya, maka pada saat itu saya tidak menjudge dia sebagai siswa yang bodoh.  Saya akan cari passionnya dimana. Jika passionnya di musik, maka akan saya dorong dan beri semangat untuk mempelajari musuk sampai keakar-akarnya. Bila perlu memberi apresiasi padanya.

3. Tidak menyempitkan pemikirannya

Guru bukanlah makhluk paling pintar di dunia ini. Maka tak seharusnya guru menyempitkan pikiran setiap siswa yang dia ajar. Siswa harus diberikan kebebasan berpikir untuk memecahkan setiap masalah. Jika pada ahkirnya salah, maka tugas gurulah untuk membenarkannya.

4. Bertindak ramah dan baik

Ramah dan menyenangkan itulah yang sangat disukai siswa. Dengan keramahan kita sebagi guru, maka siswa akan merasa nyaman dan bisa terbuka pikirannya dengan sang guru. Tak ada batas pemikiran antara guru dan murid, karena seyogyanya guru juga adalah insan pembelajar yang terus belajar.

5. Tidak menghakimi untuk setiap kesalahan. Pebaiki !

Setiap kesalahan siswa bukan jalan untuk menghakimi. Bagi saya kesalahan setiap siswa menjadi tanggung jawab guru untuk lebih membimbing dan mengarahkan kearah yang lebih baik.

Itulah share mengenai guru yang saya peroleh dari pengalaman. Semoga kekurangannya bisa dicermati. Bila perlu dikritisi. 

Sabtu, 28 Mei 2016

Kreatif itu Muncul Saat Bahagia

5/28/2016 01:00:00 PM 6

Bagi saya, orang kreatif adalah orang yang diberikan anugrah yang tak terkira dari Tuhan YME. Mengapa? Karena di tangan orang kreatif lah dunia ini bisa berkembang seperti ini. 

Bayangkan jika Thomas Alfa Edison dulu menyerah dalam setiap penelitian. Apa yang terjadi? Dunia mungkin sekarang akan gelap gulita dan serba sulit. Berkat tangan kreatifnya lah dia akhirnya mampu membuat sebuah karya yang bisa kita rasakan sampai sekarang. Lampu.



Tapi pertanyaannya adalah bagaimana menjadi orang kreatif? Nah itulah pertanyaan yang susah-susah gampang untuk di jawab. Karena kreatif bukan remote control yang mudah untuk di otak-atik dan mengotak-atik.

Kreatif adalah proses mengolah pikiran dari biasa menjadi luar biasa. Saya sering bertanya pada siswa tentang kegunaan pulpen apa? Mereka rata-rata menjawab "untuk menulis". Jawabannya memang sudah betul, tapi kurang kreatif. kenapa demikian, karena sudah kodratnya pulpen untuk menulis. Jika ada siswa menjawab "untuk bermaen anggar", saya katakan anak tersebut kreatif. Karena anak tersebut telah berfikir beda dan pada dasarnya kreatif itu menempatkan sesuatu yang semestinya bukan pada semestinya.

Ada sebuah pemikiran sederhana yang saya dapatkan saat saya menonton Ken Dean (CEO Kaskus) pada acara Indonesia Satu di NET. Dan tayangan TV inilah yang bisa menjawab pertanyaan bagaimana bisa kreatif. 

Ken Dean mengatakan bahwa untuk menjadi kreatif maka syaratnya cukup sederhana, yakni Bahagia. Ya! kenapa harus bahagia? karena ide-ide briliant, kreatif dan inovatif akan muncul saat perasaan bahagia, senang dan merdeka.

Banyak orang yang dalam pekerjaannya seperti dikejar-kejar target, keuntungan dan pencapaian yang sebenarnya semu. Mereka terikat dengan pandangan bahwa bekerja itu ujung-ujungnya uang dan mendapatkan keuntungan. Sekarang mari kita tanyakan. Kalo semua yang didapat tidak membuat kita bahagia. Bagaimana?

Jadi intinya kreatif dan bahagia itu adalah sebuah kesatuan dan kekuatan yang nyata. Bravo

Doni Nurdiansyah
21 Januari 2014


Selasa, 24 Mei 2016

Sejenak Menjadi Seorang Rocker

5/24/2016 07:00:00 PM 10
Dahulu kala, ketika masih remaja, pernah berandai-andai ingin menjadi penyanyi yang tampil agresif di depan panggung. Menghibur layaknya seorang rocker papan atas. Tapi mimpi itu musnah saat saya ditakdirkan menjadi seorang pak guru yang mengajar fisika. Sungguh jauh sekali.


Tapi tak disangka, mengajar di SMA Taruna Bakti Bandung memang sangat luar biasa. Murid yang luar biasa sampai rekan kerja yang luar biasa. Mengapa luar biasa? karena saya tidak hanya mendidik dan mengajar disana. Saya menemukan rekan kerja yang satu hobi, sampai lahirlah band bernama Teacher To Millionaire. Sebuah band yang terbentuk dengan bermodal iseng, tanpa skil mumpuni personilnya.

Sudah dua MPK (Malam Pagelaran Kesenian) tercatat Teacher To Millionaire tampil. Awal tampilnya di MPK Imaji 2012. Kalo boleh dibilang sukses sih sukses. Kita baru 1 kali latian tapi keliatan seperti sudah seperti angkatan Slank.


Di MPK selanjutnya, MPK Jayavara, tak kalah seru. Kami manggung lagi, kali ini sih karena ada ujan. Jadi gak seheboh MPK sebelumnya. Tapi lumayan karena di MPK kali ini kita bawain lagu sendiri yang enak didengar. Padahal kuncinya cuma 2. 


Ya walau cuma 2 event, Menjadi rocker adalah mengasikan. Bisa disimak videonya di bawah. Hehehe



Foto-foto yang bisa terabadikan








Senin, 23 Mei 2016

Jadi Blogger Terkenal Itu Bukan Segalanya

5/23/2016 06:17:00 PM 22
Kadang ngiri juga jika melihat para blogger top yang berkibar namanya di dunia perinternetan. Dengan skill mereka yang mumpuni, mereka bisa menjadi hits di kalangan para blogger. Namun, apakah dengan terkenal itu pencapaian yang segalanya?

Bagi saya, TIDAK. Jadi terkenal bukan segalanya. Pencapaian besar jadi seorang blogger hendaknya bisa bermanfaat dan menginspirasi banyak orang. Sebab jadi terkenal itu bisa dengan apa saja, termasuk melakukan hal-hal curang dan menghalalkan segala cara.


Saya mengenal dunia blogger sejak tahun 2008 silam, tujuan utama saat itu adalah ingin berbagi pemikiran yang semoga bisa menginspirasi. Dengan tulisan lah, kita bisa menuangkan ide dan gagasan tentang apa saja. Terkenal bukan tujuan utama. Yang terpenting adalah tulus dalam menulis dan berusaha menyampaikannya pada semua orang.

Melalui tulisan ini,  saya tidak melarang untuk menjadi terkenal. Karena itu hak siapa saja. Tapi dengan tulisan ini saya juga ingin menganjurkan untuk menulis dengan tulus dan berbagi hal yang bermanfaat bila perlu menginspirasi. Jangan termakan teknik-teknik dalam blogger yang kadang menyesatkan. 

Selanjutnya adalah janganlah orientasi ngeblog untuk mencari uang yang banyak. Bisa kaya dan makmur sejahtera. Sebab orientasi seperti itu akan membuyarkan semangat dan idealisme kita untuk melakukan hal yang terbaik. Toh jika blog kita bermanfaat dan disukai, uang akan dengan sendirinya akan mengikuti kita.

Fenomena blogging saat ini memang sangat luar biasa. Banyak para praktisi internet memprediksi bahwa blogger adalah pekerjaan masa depan yang sangat menjanjikan. Namun, kadang saya melihat banyak para blogger yang terjebak pada nafsu ingin kaya atau ingin terkenal, maka dia melakukan pekerjaannya secara membabi buta. Tidak tulus dan terkesan egosentris.

Banyak sebenarnya tips bagaimana menjadi blogger yang handal, tapi handal saja tidak cukup. Perlu kebesaran hati untuk bersabar mengikuti irama waktu. Sebab ngeblog tidak seperti makan cabai, yang akan langsung terasa rasanya. Ngeblog ibarat merawat pohon jati, perlu kesabaran yang lama untuk bisa menuai hasilnya. 

Yang harus kita ingat adalah 'hasil yang itu tergantung dari apa yang kita semai'. Jika kita menyemai dengan baik, maka hasilnya pun akan baik. So, enjoy with your blogging and keep your idealism.

Brian May "Queen" : Rocker, Aktivis dan Fisikawan !

5/23/2016 07:00:00 AM 2
Kalau tahu Queen, Pasti kenal gitarisnya. Ya! Brian May. Beliau adalah gitaris Queen dan sangat jago sekali dalam urusan memetik gitar. Ada yang unik dan menarik dari pria kelahiran Hampton, London 19 Juli 1847 ini. Selain jago pada gitar, ternyata Brian May adalah seorang astrofisika. Ini terbukti dari gelar Ph.D yang dia peroleh dari Imperial College di bidang Astrofisika. 



Tesis yang sudah disusun lengkap tersebut dicetak dalam sebuah buku yang berjudul “A Survey of Radial Velocities in the Zodiacal Dust Cloud” (Springer and Canopus Publishing Ltd., 2008). Dalam tesisnya, May menguji fenomena misterius yang dikenal dengan cahaya Zodiak (cahaya fajar) yakni cahaya yang berbentuk kerucut berpendar di langit sebelah barat setelah matahari tenggelam dan di sebelah timur sebelum matahari terbit.

Saya telah menikmati hari-hari bermain gitar dan bermusik dengan Queen tetapi suatu kepuasan tersendiri dapat mempublikasikan tesis saya. Saya telah tertarik dengan dunia astronomi bertahun-tahun dan sangat bahagia akhirnya dapat meraih gelar Ph.D tahun lalu dan mempublikasikan studi saya tentang cahaya Zodiak dalam sebuah buku,” kata May.

Prestasi ini diikuti dengan prestasi yang peroleh pada tahun 2005, jajak pendapat radio Planet Rock menempatkan May dalam urutan ke-7 daftar gitaris terbesar sepanjang masa. Ia juga berada di urutan ke-26 dalam daftar "100 Gitaris Terbesar Sepanjang Masa" versi majalah Rolling Stone. Pada tahun 2012, May berada di urutan kedua gitaris terbesar sepanjang masa versi jajak pendapat pembaca majalah Guitar World.

Tak cukup di bidang musik dan astrofisika, Ia juga seorang pembela hak-hak hewan dan ditunjuk sebagai wakil ketua badan amal kesejahteraan hewan RSPCA pada bulan September 2012. Luar biasa bukan!

Apa yang ditorehkan Brian May sangat menginspirasi saya tenteng perjalanan hidup. Ya! Hidup terlalu singkat jika dihabiskan untuk tidak berbuat apa-apa. Apa yang dilakukan Brian memang unik dan esentrik. Unik karena dia bisa menggabungkan ketiga bagian otaknya untuk digunakan dalam sepakterjangnya. Menjadi musisi, Aktivis dan Fisikawan.


Doni Nurdiansyah
31 November 2013 

Jumat, 20 Mei 2016

Menemukan Jati Diri Lewat Ngeblog

5/20/2016 09:54:00 AM 10
Bagi banyak orang menilai kegiatan ngeblog atau blogging adalah kegiatan yang menghabur-hamburkan waktu atau enggak ada kerjaan. Namun menurut saya dan banyak blogger di alam dunia ini, hal itu sepenuhnya salah. Ngeblog adalah masalah cita rasa. Semuanya bebas menilai baik atau buruk. Tapi dalam ngeblog ada makna luas yang bisa kita dapatkan. Apa itu? Jawabannya adalah mengenal Jati Diri.


Oke, akan saya jelaskan sekarang !

Dalam dunia blogging ada yang disebut niche atau tema blog. Dari sini saja sudah ketahuan siapa kita. Bila blog kita bertemakan traveling maka jati diri kita adalah seorang petualang dan memiliki jiwa terbuka. Jika blog kita bertema kuliner, maka jati diri kita adalah seorang yang suka dengan hal-hal baru dan menyenangkan. Dan bayak lagi. Dan banyak lagi.

Lewat blog kita bisa mencurahkan segala sesuatu yang ada di kepala. Tentunya hal ini akan melatih pola pikir secara baik. Jika pola pikir sudah terpola dengan baik, maka yang didapatkan adalah kita bisa menjalankan hidup dengan sebaik-baiknya. Tidak semrawutan. 

Pola pikir adalah alur yang akan mengarahkan dan menuntun kita hidup. Jika pola pikir kita kacau maka hidup kita pun kacau. Dan itulah yang disebut jati diri. Hal ini bisa dilatih lewat ngeblog.

Blog adalah media aktualisasi diri yang sangat baik. Lewat blog kita bisa bertukar sapa dan berbagi informasi. Kita bisa melakukan study banding kecil pada blog-blog lain atau dalam istilah disebut blogwalking. Blogwalking adalah ajang silaturahmi dengan blog lain. Lewat media ini, kita bisa membandingkan pola pikir kita dengan pola pikir orang lain, dengan begitu kita akan mengenal siapa kita. 

Menurut saya, kegiatan blogging adalah kegiatan yang sangat bermanfaat dan menyenangkan. Mengapa? karena dengan ngeblog saya jadi tahu bagaimana aktualisasi diri bisa tersalurkan. Saya bisa mengekspolasi kemampuan saya dalam menyalurkan ide pemikiran. Saya bisa mendapatkan banyak teman sesama blogger yang bisa saya mintai ilmunya. Hal ini lah yang membuat saya jadi paham akan jati diri saya sebenarnya. Tanpa ngeblog, mungkin hidup ini terasa garing karena ide-ide di kepala akan tersumbat dan tak ada wadah penyaluran.

Tapi jangan juga memaksakan dalam ngeblog, saat pikiran kita buntu untuk menulis sesuatu, lebih baik cari kesibukan atau kegiatan yang lain agar kita bisa mendapatkan ilham. Intinya, ngeblog harus jadi passion. Jika sudah begitu, maka nikmatnya ngeblog akan terasa walau apapun yang terjadi.

Have nice blogging !


Bekerja Itu Mencari Rezeki, Bukan Mencari Uang

5/20/2016 09:04:00 AM 6

Bagi banyak orang, saat ini uang adalah segalanya. Dengan uang kebanyakan orang menganggap bahwa hidup bisa berjalan dengan lancar dan terkendali. Bicara soal uang memang tidak akan ada habisnya. Uang bisa jadi sumber petaka, sumber ilmu, sumber amal dan masih banyak lagi. Mereka yang mendekam dipenjara sekarang banyak gara-gara uang, mereka yang sekarang kelaparan juga banyak yang gara-gara uang.



Dari mana memperoleh uang? ya pasti jawabannya dari bekerja. Uang tidak turun tiba-tiba dari langit. Uang di dapat dari hasil upaya berupa kerja. Ada yang secara kerja keras, ada juga yang melalui kerja cerdas. Banyak orang bekerja keras tapi menghasilkan uang yang sedikit, tapi ada juga orang yang dengan tenaga sedikit menghasilkan uang yang berlimpah. Itulah kehidupan! selalu ada yang begitu.

Ketika saya terjun di dunia kerja, yang saya pikirkan adalah bagaimana mencari uang sebanyak-banyaknya dan cepat menjadi kaya. Hal itu sah-sah saja. Tidak ada yang melarang. Tapi timbul apakah dengan uang semuanya akan membuat bahagia? Tapi ternyata orang banyak yang tidak bahagia karena kebanyakan uang. Ironis memang. Jadi ini membuktikan bahwa uang bukan ukuran untuk mengatakan bahwa dengan uang hidup bahagia.

Dikemudian hari saya merubah paradigma bahwa " Bekerja itu mencari rizki, bukan mencari uang ". lho ! kan sama aja. Ya memang, tapi dapat dikatakan bahwa yang namanya uang pasti adalah sebuah rezeki, tapi rezeki tidak hanya uang. Maksudnya begini, ketika saya mendapatkan rekan kerja dan bos yang baik maka itu adalah rezeki, ketika saya mendapat kepuasan dalam bekerja maka itu adalah rezeki. Ketika saya menjadi guru dan anak-anak puas dengan cara saya mengajar, maka itu adalah rezeki yang tak ternilai. Dan masih banyak lagi. 

Ketika kita selalu berorientasi uang dalam bekerja, yang kita dapatkan ada dua kemungkinan yakni senang dan kecewa. Tapi banyak kenyataan orang akan kecewa jika uang adalah ukurannya. Ini bisa dilihat ketika orang mengejar keuntungan demi keuntungan, cenderung nilai kemanusian diabaikan. Jadi pribadi yang ambisius, saling menjatuhkan, mencela di belakang dll. Ini adalah efek buruk bagi siapa yang bekerja dengan oreintasi uang.

So, Uang bukan segalanya. Tapi kita tetap butuh uang. Jalan terbaik adalah BIJAKSANA.

Doni Nurdiansyah
4 Ferbruari 2014

Rabu, 18 Mei 2016

Berpikir Out of The Box

5/18/2016 03:18:00 PM 6
Saya sangat yakin bahwa di dunia ini banyak sekali orang kreatif dan bisa berpikir berbeda dari kebanyakan orang. Orang-orang seperti inilah yang kita sebut dengan orang yang berpikir out of the box. 

Mereka selalu berpikir di luar kebiasaan atau suka disebut orang yang nyeleneh. Tidak mau biasa-biasa saja dan memegang prinsip 'sayang jika hidup tidak dimanfaatkan dengan cara biasa'. Baginya pencapaian besar adalah target utama. Jalan hidupnya selalu diisi oleh hal-hal yang optimis dan berbeda dari kebanyakan.

Saya merasa belum bisa berpikir out of the box, namun sering melihat beberapa orang yang berpikir seperti itu. Mereka menggunakan pikirannya dengan cara-cara yang kreatif dan unik,  tidak menggunakannya untuk berpikir logis seperti kebanyakan orang umumnya. Orang seperti ini akan selalu berusaha melihat masalah sebagi sebuah bahan untuk proses kreatifnya. Cara pandangnya sangat luar biasa.

Berpikir out of the box biasanya akan lahir dari cara pandang yang selalu imajinatif dan penuh ledakan-ledakan yang mengejutkan. Di otaknya tersimpan penggerak bagaimana menciptakan sesuatu yang tidak lazim dan bisa menjadi pembeda dari semua orang. 

Salah satu yang saya orang kagumi adalah Richard Feynman. Siapa dia? Dia adalah fisikawan nyentik yang pernah dilahirkan. Disaat ilmuwan fisika selalu berpikir serius, maka Ia selalu berkebalikan. Dia adalah sosok yang humoris dan menyenangkan. Kehidupannya sangat sederhana dan tidak mau dibayar tinggi untuk pencapaian-pencapaiannya. Bagi Feynman, kehidupan orang-orang yang dibayar tinggi hanya untuk duduk dan memikirkan sesuatu luar biasa membosankan. Ia selalu merasa senang mengajar. Jika ia tidak sedang berada dalam kondisi produktif, Feynman bersyukur ia masih dapat berdiri di depan kelas dan menghadapi siswa-siswanya. Feynman adalah seorang pengajar yang baik. Ia disebut sebagai great explainer.

Saya sepenuhnya tidak mempercayai ungkapan terkenal "Hidup itu kadang dibawah, kadang diatas seperti putaran roda". Mengapa? karena dari ungkapan itu tersirat bahwa keadaan hidup bisa berganti kapan saja dan tak begitu tak terduka. Seakan-akan kita menyerahkan hidup pada waktu. Padahal ada satu cara agar kita bisa terus bertahan di posisi atas, yaitu dengan cara melawan arah putaran roda, seperti yang dilakukan hamster yang bisa bertahan di tempat semula, karena ia melawan arah putaran roda.

Malawan arah putaran roda maksunya adalah kita bisa berani beda dengan yang lain. Tidak melulu mengikuti arus, tapi harus bisa melawan arus. Walau rintangannya akan sangat berat. Tapi percayalah bahwa pemenang kehidupan itu adalah orang-orang berani tampil beda dan bisa berpikir out of the box.

Selasa, 17 Mei 2016

"Lautan Tenang Tidak Akan Menghasilkan Pelayar Hebat"

5/17/2016 04:29:00 AM 6
"Lautan Tenang tidak Akan Menghasilkan Pelayar Hebat"

Kalimat ini saya dapatkan dari wall facebook saya beberapa tahun silam. Kalimat itu memaksa otak saya untuk berpikir mengenai makna dibalik kalimat itu. Dalam memang. Dan saya pernah merasakannya walau pada tataran yang lebih kecil.


Menjadi orang yang hebat tentunya tidak melalui proses yang gampang. Perlu terpaan dan ujian yang berat. Hal ini sangat berbanding lurus. Jika semakin berat ujian, maka akan semakin hebat seseorang. Orang-orang hebat di dunia, tidak hidup selalu mulus. Terpaan yang mengantam akan membuatnya semakin kuat dan tahan banting.

Sebelum saya mengulas lebih dalam mengenai kalimat diatas, saya akan mendefinisikan arti hebat menurut pengertian saya. Menurut saya, hebat adalah suatu kondisi dimana kondisi diri seseorang jauh lebih baik dari kebanyakan orang. Orang-orang hebat biasanya akan berbeda baik secara pola pikir maupun kreatifitas dari orang lain. Tengok saja orang-orang hebat di bidang IT, Mark Zuckerberg, pendiri Facebook. Berkat idenya yang tidak biasa, pada tahun 2010 silam, Zuckerberg terpilih sebagai Person of the Year versi majalah Time. Pada 2011, kekayaan pribadinya ditaksir mencapai $17,55 miliar. Sangat fantastis memang. Ini diperoleh berkat kerja kerasnya mencari ide ang tidak biasa dari kebanyakan orang.

Nah, kesuksesan seseorang sangat ditentukan sebarapa hebat dia bisa berkreativitas dan berinovasi. Menciptakan hal-hal baru dan berpikir out of the box adalah prioritas hidupnya. Jauh kedapan dan tidak biasa-biasa saja. Untuk menciptakan proses ini tentunya harus diterpa dengan cara yang tidak biasa pula. Harus ada kerja keras dan jiwa pantang menyerah.

Sebagai guru yang sering berinteraksi dengan siswa, saya sering menemukan siswa yang tidak punya kemauan dan ingin hidup enak. Hal semacam ini (ingin hidup enak), akan melahirkan mentalitas yang buruk pada sesorang. Kemauan adalah jalan menuju tekad yang keras. Jika kemauan itu sudah padam, maka siap-siap menikmati hidup tanpa pencapaian berarti.

Oke sekarang saya akan sedikit membedah kalimat itu.

Menjadi seorang pelaut sangat membutuhkan keberanian dan menyukai tantangan, karena ia akan berinteraksi dengan ganasnya ombak atau badan yang kapan saja bisa datang. Lahirnya seorang pelaut hebat berasal dari sebarapa hebat dia bisa menaklukan ganasnya ombak dan tantangan demi tantangan yang dihadapinya. 

Setiap tantangan akan membentuk karakternya. Semakin tinggi tantangannya semakin kuat pula karakter yang ia dapatkan. Banyangkan jika seorang pelaut memilih berlaut di lautan yang tenang. Ia takut mengorbankan nyawanya. Tak ada kehebatan yang bisa disandag pada dirinya. 

Salah satu pelaut hebat adalah Marco Polo. Ia adalah penjelajah Italia yang pernah menyusuri jalan sutera. Terpaan keras yang ia dapatkan dilaut menjadikanya sebagai pelaut hebat yang masih kita kenal sampai saat ini.

Banyak orang di dunia ini yang tidak menyukai tantangan. Tantangan dianggap sebagai suatu penghambat dan masalah. Cara padangnya terhadap suatu masalah sangat sempit. Yang ada dibenaknya hanya kesenangan. Namun ia tak menyadari dibalik kesenangannya, akan banyak jalan pintas yang ia lalui. 

Sekali lagi, menjadi orang hebat tidak bisa diperoleh dengan cara yang instan dan serba enak. Orang-orang hebat memiliki mental sekuat baja. Semangat dan gairah hidupnya tak akan pernah surut. Itu semua diperoleh melaui terpaan hidup yang tidak ringan dan mulus-mulus saja.

Jika saat ini, hidup kita datar-datar saja atau enggan menghadapi masalah, mak a siap-siap mental kita akan berental tempe dan memble. Kita akan jadi seseorang yang rapuh dan tak berisi. 

Minggu, 15 Mei 2016

Bahaya Comfort Zone !

5/15/2016 09:34:00 PM 9
Dalam hidup, ada dua macam tipe manusia, yakni manusia yang bertipe camper (berkemah)  dan manusia bertipe climber (pemanjat). Manusia tipe camper biasanya akan merasa nyaman jika sudah mendapatkan sesuatu. Ibaranya, jika ia naik gunung, ia akan stay di suatu tempat untuk berkemah dan enggan untuk terus menelusuri perjalanan sampai ke puncak teringgi. Sebaliknya dengan manusia tipe climber, ia akan terus berjalan dan tidak pernah puas jika belum menaklukan tantangan demi tantangan.


Sampai disani saya tidak mengatakan salah satu tipe yang terbaik. Semuanya ada kekurangan dan kelebihan. Namun bisa dikatakan bahwa tipe camper adalah orang-orang yang memiliki sifat comfort zone alias berada dalam zona nyaman. Saya tidak akan mengatakan jika comfort zone itu buruk, namun bisa bahaya jika ia dipelihara terus.

Kenapa bisa bahaya? Oke akan saya jelaskan dalam beberapa point berikut !

1. Membuat hidup tidak berkembang

Tuhan sudah memberikan potensi pada setiap induvidu ciptaanNya. Sebagai manusia, hanya menerima potensi pemberianNya saja tidak cukup, namun potensi itu harus dikembangkan dan terus digali. Potensi itu harus berkembang dan memberikan dampak yang begitu besar dalam hidup kita.

2. Hidup akan terasa membosankan

Hidup itu cuma sekali di dunia ini, jika tidak diisi dengan hal-hal yang menantang, kadang terasa hambar dan membosankan. Bisa dikatakan orang yang comfort zone adalah orang yang tidak menyukai tantangan. Ia lebih memilih untuk mencari aman pada segala sesuatu. Hidupnya akan dihinggapi oleh banyak kepuraan dan ketakuan. Sebab jika diusik maka ia akan merasa tidak nyaman. 

Orang seperti ini bisa dikatakan tak memiliki seni hidup dan akan jadi orang-orang yang biasa-biasa saja. Tak memiliki pencapaian. Hanya memikirkan jalan yang pendek, padahal di hadapannya banyak jalan panjang yang menantang untuk ditaklukan.

3. Tidak akan menemukan kesuksesan

Ada suatu penggalan kalimat yang saya renungkan "Pencapaian besar tidak diperoleh dari zona nyaman". Artinya memang sangat dalam. Banyangkan jika dulu Bung Karno dan pendiri-pendiri bangsa merasa nyaman dengan hidup mereka masing-masing. Mereka lebih menikmati hidup sebagai bangsa yang dijajah. Tentu hal ini tidak membuat kita tidak bisa menikmati sebagai bangsa yang merdeka.

Sukses itu dimiliki orang yang mau terus menaklukan tantangan demi tantangan dalam hidupnya. Hambatan bukan sebagai penghalang, namun dijadikan tantangan yang akan membuatnya menjadi tangguh dan berarti.

4. Hidup seolah-olah berhenti

Jika kita merasa bahwa saat ini kita tidak perlu melakukan apa-apa lagi. Maksudnya setelah mencapai pencapaian saat ini, sudah selesai semuanya. Tak perlu apa-apa lagi, maka pada saat itu hidup kita selesai. Nyawa masih ada, tapi tinggal seonggok daging yang dibawa kemana-mana. 

Zona nyaman memungkinkan untuk berhenti bertidak untuk lebih maju. Ia seolah-olah jalan ditempat, sementara hatinya sudah merasa dipenuhi oleh pencapaian besar, padahal belum.

5. Cepat pikun dan menua

Pernah lihat iklan suatu makanan ringan yang memiliki slogan "Life is never flat". Iklan tersebut mengingatkan kita bahwa hidup yang asyik itu tidak flat dan biasa-biasa saja. Hidup flat itu disebabkan oleh zona nyaman yang sudah berakar dan berkarat. Dengan zona nyaman hidup tidak ada klimaksnya. Datar dan biasa-biasa saja. Jika sudah begitu, hidup akan capat tua dan menjadi pikun. Hal ini karena malas berpikir untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Itu saja yang bisa saya jabarkan. Semoga setelah ini kita tidak terjebak dalam zona nyaman.

Ditulis di Palembang, 15 Mei 2016

Sabtu, 14 Mei 2016

Jangan Jadi Mahasiswa yang Biasa-Biasa Saja !

5/14/2016 08:07:00 AM 9
Mengajar di anak kuliahan memang sangat berbeda dengan mengajar anak SMA. Pola pikir anak kuliah agak sedikit lebih maju dan mudah menerima masukan yang bersifat positif, pola pikir mereka sudah mulai terbentuk kearah yang lebih dewasa. Beda dengan anak SMA yang masih penganut keAKUan tingkat tinggi. Meberikan masukan yang baik adalah keharusan bagi saya disetiap perkualiahan.


Di awal-awal perkuliahan di awal semester, saya selalu menanamkan kepada mahasiswa saya, agar jangan menjadi mahasiswa yang biasa-biasa saja, karena mahasiswa di dunia ini bukan puluhan atau ratusan, melainkan puluhan ribu hingga ratusan ribu orang. Jumlah yang sangat besar untuk bersaing dan berebut yang terbaik nantinya. 

Kalimat larangan itu selalu saya tekankan, bahwa jika jadi mahasiswa yang biasa-biasa saja, kalian tak akan punya cukup bekal yang dibawa untuk menghadapi era persaingan yang semakin ketat. Sekarang sudah eranya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), maka jika jadi yang biasa-biasa saja, siap-siap akan kalah dalam persaingan.

Lalu bagaimana untuk menjadi mahasiswa yang tidak biasa?

Kebanyakan pola pikir mahasiswa jaman sekarang adalah memandang nilai sebagai sesuatu yang segala-galanya. Nilai memang penting, tapi bukan segala-galanya. Saya selalu berujar bahwa yang terpenting dari sekedar itu adalah skill atau keahlian yang bisa terus diasah. Karena dengan skill yang mumpuni, peta persaingan akan bisa disiasati dan dimenangkan. 

Waktu saya kuliah dulu, saya memandang bahwa IPK bukan suatu ukuran tapi sebagai sebuah karya. Jika IPK dianggap sebagai sebuah ukuran maka yang didapat hanya dua, yakni sedih atau bahagia. Sedih jika IPK jelek dan bahagia jika IPK bagus. Tapi bahagia disini bukan bahagia yang sesungguhnya. Karena IPK tidak menjamin kesuksesan. Kebahagian itu justru bisa dirasa jika saat kuliah, mahasiswa bisa punya skill yang dibanggakan. 

Saya juga selalu menekankan kepada mahasiswa saya bahwa jangan sampai menjadikan acara perkuliahan sebagai acara yang rutinitas belaka. Tidak dimaknai dan hanya penggugur kewajiban. Hanya untuk mendapatkan gelar akademik semata. Jika demikian, maka lebih baik jangan kuliah, lebih baik kursus atau bobo di rumah dan minum susu. Karena saya takut mahasiswa saya menghamburkan banyak uang dan waktu untuk mendapatkan yang sia-sia. 

Kuliah harus benar-benar dimaknai. Apa yang diperintahkan dosen bisa dicari dan dikembangkan sehingga melahirkan keinginan untuk bisa terhadap sesuatu. Merangsang pola pikir untuk bagaimana caranya saya bisa sesuatu dan bisa jadi bekal dikemudian hari. 

Oke dari tadi membahas itu-itu saja. Kongkritnya bagaimana? Baik, akan saya jabarkan dalam beberapa point berikut.

1. Kuasai apa yang tidak banyak orang kuasai

Dulu waktu saya SMA, guru saya pernah berkata "Jika kamu ingin dianggap lebih, maka kuasai apa yang tidak orang bisa kuasai". Lalu apa contohnya? Saya murid yang sangat jago sekali bermain beatbox, bisa dibilang dia sangat menguasai beatbox dengan mumpuni. Bagi kenyakan orang bermain beat box adalah hal yang sangat susah. Maka ketika murid saya menguasi beat box, maka banyak orang menaruh respect dan salut dengan keahlian yang dimilikinya.

Begitupun dengan mahasiswa yang berani berusaha untuk bisa menguasai sesuatu yang orang lain dianggap susah. Maka apresiasi tinggi akan didapatkannya.

2. Aktif di UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang mengasah skill

Belajar itu tidak hanya dibangku kuliah saja atau menerima dari dosen. Kamu juga bisa mengasah skill yang baik lewat UKM. Aktiflah di UKM yang menunjang bidang keahlian. Misal, UKM fotografi atau robotik. Maksimalkan semua potensi yang ada dan berpestasi sebaik mungkin.

3. Kerjakan semua dosen dengan baik tanpa copy paste

Ini penyakit yang sudah membudaya di Indonesia. Saat diberi tugas membuat makalah atau karya tulis lainnya dengan cara copy paste. Ini adalah budaya yang merusak pola pikir mahasiswa. Menyelesaikan tugas dengan cara copy paste kan menghasilkan sarjana abal-abal yang tidak bisa apa-apa, selain gelar dan ijazah. 

Maka sebaiknya, kerjakan setiap tugas yang diberikan dengan mempelajari, menelaah kemudian mengaplikasikan. Karena dengan begitu, ilmu akan terasa bermanfaat dan kuat mengakar.

Sebenarnya masih banyak, tapi saya coba mengulas 3 dulu. 


Jumat, 13 Mei 2016

Traveling vs Liburan : Mana yang Menarik?

5/13/2016 12:49:00 PM 13
Saat menonton film Ada Apa Dengan Cinta 2. Ada adegan menarik yang saya ingat. Bukan saat si Rangga kemudian bertemu si Cinta atau adegan ciumannya. Hehe. Tapi satu adegan saat Rangga mengajak Cinta pergi ke sebuah daerah yang melewati hutan belantara dan itu dilakukan hampir mendekati subuh. 

Cinta akhirnya penasaran dan bertanya pada Rangga, kenapa Rangga mengajaknya ke sini? Ada penjelasan Rangga yang membuat saya catat baik-baik. Dalam adegan tersebut Rangga menjelaskan arti traveling dan liburan. Ini yang kemudian saya bisa jabarkan.



Liburan

Menurut Rangga, liburan adalah perjalanan yang sudah ditentukan secara terperinci. Mengunjungi dari satu tenpat ke tempat lain dengan jadwal yang sudah diatur dan ditentukan. Yang dinikmati adalah objek wisatanya, bukan perjalanannya. Nilai tantangannya nyaris tidak ada. 

Itu menurut mas Rangga. Kalo menurut saya, konsep liburan tidak membangkitkan adrenalin. Apalagi jaman sekarang, orang pergi ke suatu tempat hanya untuk berselfie ria. Mengabaikan nilai keindahan dari tempat tersebut. Mereka memandang tempat tersebut hanya untuk ke-eksisan dirinya sendiri. Memang benar kata mas Rangga, konsep liburan tantanganya nyaris tidak ada. 

Liburan memang sangat cocok untuk seseorang yang sangat suka berkelompok dan tak mau repot. Cukup menghubungi agen traveling dan memilih paket yang diinginkan. Cukup praktis bukan?

Traveling

Menurut Rangga, konsep traveling yaitu lebih pada menikmati perjalanannya bukan pada tempat yang dituju. Dalam traveling, kenikmatan dan tantangannya ada pada kejutan-kejutan yang akan terjadi dalam perjalan. 

Menurut saya, traveling memang cocok bagi yang suka menyukai tantangan dan berjiwa bebas. Bagi mereka yang menyukai hal ini, traveling bisa dijadikan bahan referensi menulis yang baik jika ia memiliki blog pribadi. Bisa menjadi sarana buat bertukar informasi. Karena setiap detail perjalanan akan selalu dicatat dan menyuguhkan pengalaman yang berharga.

Namun dibalik tantangan yang ada. Traveling sangat bahaya bagi yang tidak pengetahuan cukup tentang traveling. Kadang energi besar sangat dibutuhkan dalam kegiatan ini. Rasa capek dan lelah akan sangat tarasa, mengingat rute yang dilalui tidak direncanakan terlebih dahulu.

Apa yang saya paparkan diatas memang memiliki kekurangan dan kelebihan. Yang penting kita semua happy menjalaninya. 

So, menarik yang mana?

Kamis, 12 Mei 2016

Hal-hal yang Dirasakan Pelajar Zaman Sekarang yang Tak Dirasakan Pelajar Zaman Dulu

5/12/2016 01:51:00 PM 3
Perubahan zaman yang sangat pesat sangat mempengaruhi gaya hidup dan perilaku seseorang. Zaman sekarang adalah era yang semuanya serba instan dan serba canggih. Contohnya, jika zaman dulu orang ingin menghubungi seseorang ditempat jauh sekali, maka berkirim suratlah yang bisa dilakukan dan itu akan memakan waktu lama untuk saling berinteraksi. Sementara zaman sekarang, orang-orang tinggal menggunakan aplikasi chat (WhatsApp, Line dll) untuk bisa menghubungi orang dimanapun. Serba mudahnya bukan.


Saat saya masih SMA sekitar tahun 2001 sd 2004, SMS saja sudah menjadi hal yang sangat wah dan luar biasa. Sementara sekarang, SMS sudah mulai ditinggalkan karena tergusur oleh aplikasi massanger yang semakin merebak. Tidak hanya itu, gaya hidup pun sangat berbeda. Pelajar zaman dulu untuk mendapatkan apa-apa harus dengan kerja keras dan jalan yang panjang, sedangkan pelajar zaman dulu apa-apa serba mudah. 

Oke kali ini saya akan memberikan sedikit ulasan tentang gaya hidup pelajar zaman sekarang yang tidak dirasakan pelajar zaman dulu.

1. Gadget lebih dari sekedar nyawa

Jika kita lihat, pelajar zaman sekarang sangat bergantung pada gadget smartpone, laptop sampai ipod. Dari sini lahirlah prinsip atau slogan Sandang, Pangan, Casan. Tahukan maksudnya? charger bagi mereka adalah hal yang sangat berharga lebih dari apapun. (Maaf jika hiperbola). Jika HP mereka mati yang ada adalah gelisah dan hidup seolah tak menentu. Karena bagi mereka enggak semenit chatting, ngePath atau snapchat-an rasanya hidup tidak ada artinya dan gadag banget. Itu istilah mereka sekarang. 

2. Menemukan apapun serba gampang

Jika ada tugas dari guru, pelajar zaman sekarang akan sangat mudah untuk mengerjakan tugas tersebut, tinggal ambil smartphone, searching di google dan menemukan apa yang dicari. Mereka sangat enggan untuk mencarinya di perpustakaan atau mencari literatur di buku-buku. 

Sedang pelajar zaman dulu, mereka akan berjibaku dengan lelahnya perjalanan pergi ke perpustakaan, harus nunggu giliran buku selesai dibaca, harus mencari narasumber dan keterbatasan alat komunikasi.

3. Pacaran senonoh sudah biasa

Pelajar zaman dulu, untuk berpacaran itu harus berpikir berapa kali, mengingat pacaran adalah hal yang tabu dan sangat privasi begi mereka. Namun zaman sekarang, pacaran adalah hal biasa dan lumrah adanya. Bergandengan tangan atau berangkulan di depan umum adalah pemandangan biasa yang sudah barang tentu bagi mereka 'halal'. Mmm...tidak hanya itu, tingkat aborsi pelajar zaman sekarang cukup tinggi dan dalam tahap yang mengkwatirkan. Tingginya tindakan aborsi ini disebabkan oleh seks bebas yang sudah sangat merebak. Akulturasi budaya barat ke negara kita memungkinkan untuk memandang bahwa seks bebas adalah hal yang sangat biasa dan wajar terjadi.

4. Mencatat pelajaran itu tindakan malas

Ketika guru sudah menjelaskan materi di kelas, biasanya pelajar zaman sekarang akan memfotonya dengan smartpone dan menshare nya di grup kelas. Mereka enggan untuk mencatat di buku catatan secara rapih. Padahal dalam proses mencatat ada transfer pengetahuan dari papan tulis ke otak. Pelajar zaman sekarang cukup menyimpannya di memori smartpone dan mereka akan malas untuk mempelajarinya.

5. Hormat kepada guru sudah susah dilakukan

Memang tidak semua pelajar seperti itu, namun tidak sedikit pula kelakuan pelajar zaman sekarang yang tidak menghormati guru secara baik. Kelakuan mereka cenderung suka melecehkan guru jika guru tersebut mudah diintimidasi. 

Itu saja. Sebenarnya masih banyak. 

Mengajar adalah Sebuah Seni, Bukan Kegiatan Mengolah Akal

5/12/2016 01:00:00 AM 3

Ketika saya memutuskan menjadi seorang guru, maka tantangan yang saya hadapi adalah bagaimana menjadikan siswa/i yang saya ajar mampu mengerjakan dengan tuntas dan sebaik mungkin. Dulu saya berprinsip bahwa mengajar adalah kegiatan yang harus dijabarkan dalam bentuk baku dan sesuai aturan yang telah ditetapkan. Ketika saya menerapkan itu, maka yang ada adalah mengajar seperti dikejar-kejar kereta api. Pusing di saya, pusing juga di siswa.

Jika dirunut dengan cermat, banyak sekali definisi mengajar menurut ahli. Menurut Sardiman (2003:45): Mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Atau dikatakan , mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa.

Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Karenanya belajar merupakan suatu proses yang kompleks. Tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa. Banyak kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar lebih baik pada seluruh peserta didiknya. 

Menurut Raka Joni (dalam Sardiman , 2003:54) : Mengajar adalah menyediakan kondisi optimal yang merangsang serta mengerahkan kegiatan belajar anak didik untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau sikap yang dapat membawa perubahan tingkah laku maupun pertumbuhan sebagai pribadi. 

Definisi-definisi diatas sepenuhnya membuat saya semakin bingung dalam mengembangkan teknik mengajar dikelas. Sampai akhirnya saya menemukan sebuah filosopi-filosopi dalam mengajar. Yang saya pahami benar adalah bahwa mengajar adalah sebuah seni, bukan kegiatan mengolah akal. Mengajar haruslah mengalir seperti air yang jernih dan mengalirnya ketempat yang tepat. Mengapa mengajar adalah sebuah seni, karena mengajar itu harus dinikmati dan menikmati secara total. Mengajar harus bisa seperti entertainment. Menarik dan tidak membosankan. 

Siswa akan senang bila sang guru memberikan kebebasan berfikir secara mendalam. Guru tidak mendikte. Siswa diberi keleluasaan untuk meng-explore kemamampuannya sehingga mereka bisa menunjukan eksistensinya. Mengajar harus menggali potensi siswa secara baik. Tidak seremonial bahkan basa-basi saja. 

Jika mengajar adalah kegiatan mengolah akal, maka yang didapat adalah guru makin pusing dengan kegiatannya, begitupun siswa merasa puyeng dengan apa yang mereka tangkap dari sang guru. Ini fakta yang sering terjadi. Banyak siswa yang menganggap sekolah adalah penjara karena yang dikejar oleh guru dan sekolah adalah nilai dan nilai. Belajar bukan sebuah hal yang menarik lagi, karena yang mereka terima adalah berkenaan dengan akal yang dimanipulasi. Angka-angka yang direkayasa dll.

Rabu, 11 Mei 2016

Pendidikan Vs Hiburan : Apakah Seperti Semut Melawan Gajah?

5/11/2016 09:00:00 PM 1




Pagi itu saya dan istri tidak sengaja menonton acara infotainment disebuah stasiun TV swasta ternama. Dalam acara itu mengisahkan tentang liputan perjalanan wisata syahrini di Bali. Sangat eksotis sekali dan membuat kita yang menonton berasa ingin ketempat itu. Disela-sela  penayangan kami kemudian berbincang-bincang kecil mengomentari isi liputan tersebut.

" Enak ya jadi artis! " Sahut saya

"Emang kenapa?" tanya istri saya

"Ya enak! Cuma nyanyi dua lagu dibayar ratusan juta!. Nah, jadi guru mengoceh di depan kelas  puluhan menit cuma dibayar ratusan perak" Saya berkata dan dilanjutkan dengan ketawa kecil.

Istri saya tersenyum kecil. Dia seolah mengiyakan pernyataan saya, Juga seolah tidak mengiyakan pernyataan itu. 

"Orang itu lebih suka dihibur daripada dididik. Makanya bayaran artis itu mahal" Celoteh istri saya. Saya tertegun dan mencerna apa yang dikatakan istri saya. Saya menggarisbawahi kata-kata istri saya "Orang itu lebih suka dihibur daripada dididik".

Benar sekali apa yang dikatakan oleh istri saya. Menonton konser mega bintang akan terasa lebih menyenangkan sekali bila dibandingkan mengikuti pelajaran disekolah maupun dikampus walau si guru atau dosen adalah pendidik yang sangat menyenangkan. Tidak bisa dipungkiri memang bahwa kodrat manusia lebih suka dihibur daripada dididik. 

Saya selaku guru sering merasa miris ketika mengdengar keluh kesah murid yang sudah tidak betah sekolah. Mereka merasa berat dengan tugas, PR maupun ulangan-ulangan yang rutin digelar. Pendidikan seolah menjadi monster menakutkan bagi mereka. Pendidikan sudah tak menarik lagi hati mereka. Pendidikan hanya kata formal untuk menjalani hidup. Nilai menjadi tujuan yang sangat diagung-agungkan.

Jika sudah seperti ini berarti ada yang keliru dengan dunia pendidikan khususnya di Indonesia. Kurikulum yang ada boleh dibilang terlalu berat dan menjadi beban tersendiri baik untuk siswa, guru dan sekolah. Tapi apa boleh buat, pelaksanaan pendidikan harus terus berjalan. Tidak bisa tidak.

Menurut saya, Pendidikan itu harus menghiburan yang menyenangkan. Bagaimana caranya? Titik pangkalnya adalah terletak pada gurunya. Guru seharusnya bisa menjadi edutainment yang membuat murod-muridnya menunggu setiap sepak terjangnya dikelas. Dirindukan murid-muridnya dan merubah citra mendidik yang terkesan kaku menjadi lebih menyenangkan, ibarat mereka sedang menonton sebuah pertunjukan spektakuler dan mengagumkan. Tidak ada kata susah untuk menjadi seperti itu. Ingat "Mengajar adalah sebuah seni, Bukan kegiatan mengolah Akal" .

Jika kita cermati, pendidikan memiliki esensi yang sangat dalam ketimbang hiburan. Esensi hiburan hanya untuk imembuat puas, sedang pendidikan adalah pondasi kokoh dalam kehidupan. Orang-orang yang bergerak dalam dunia hiburan takkan sukses jika tidak ditopang oleh keberdaan pendidikan. Jepang adalah contoh sukses berkat mengutamakan pendidikan warganya.Ketika kota Nagasaki dan Hirosima di bombardir oleh bom atom. Apa yang ditanyakan oleh kaisar? Kaisar tidak menanyakan berapa jumlah tentara, melainkan berapa jumlah guru yang masih hidup. Jepang adalah negara termasyur berkat pendidikan hingga kini. Itu karena rakyatnya mengutamakan pendidikan. 

Kita???